blog ini adalah hasil karya kami sebagai bukti pelatihan dakwah media pimpinan daerah kota bandung
Sabtu, 27 November 2010
Perjalanan Berkesan
Perjalanan kami dari sekre PW IPM atau mesjid Mujahid ke PCM Lengkong,sungguh membuat kami gembira walaupun pada dasarnya memakai kendaraan yang tak pernah ganti dari dulu yaitu kaki kami.
Sesaat setelah dari tempat tersebut ada beberapa iktibar yang bisa kita ambil yaitu
Sesaat setelah dari tempat tersebut ada beberapa iktibar yang bisa kita ambil yaitu
- Kita bisa memaknai seorang pengemis,maksudnya walaupun kami berjalan kaki berbeda dengan orang lain yang berkendaraan ,tetapi kami masih sangat bisa bersyukur kepada Allah,karena kami teringat perkataan Rasulullah Saw : " LIhatlah orang yng keadaannya di bawah kamu ,dan jangan lihat orang yang keadaannya di atas kamu,karena demikian tidak akan menganggap ringan nikmat Allah kepadamu.(AL-Hadist)
- Kita bisa melihat gejala alam sekitar ternyata di kota Bandung ini masih banyak bergelimpangan sampah,bahkan ada beberapa rumah yang tidak menjaga kebersihannya.
- Trnyata kendaraan pribadi lebih banyak di bandingkan Angkutan Umum,yang lebih mengakibatkan polusi.
Mengapa IPM Patut Diunggulkan(?)
Tidak dapat di pungkiri dua organisasi ortonom ini saling mengadu eksistensi dikalangan para pelajar, bahkan meninjau dari beberapa sekolah yang berlabel muhammadiyah, masih banyak yang menggunakan sistem organisasi pelajar yang cenderung pada Organisasi Siswa Intra Sekolah,walaupun pada hakikatnya sama. tetapi IPM yang dulu di kenal sebagai IRM, tentu saja memilki perbedaan yang signifikan. Misalnya dilihat dari sudut pandang wilayah teritorial, IPM memiliki tingkatan yang lebih meluas dan menjangkau di bandingkan OSIS. tingkatan tersebut adalah :
1. Pimpinan Ranting yang meliputi sekolah-sekolah yang berlabel muhammadiyah.
2. Pimpinan Cabang yang meliputi kecamatan yang terdiri atas eksistensi ranting-ranting penyusunnya.
3. Pimpinan Daerah yang meliputi jangkauan kota maupun kabupaten yang terdiri atas eksistensi pimpinan cabang yang menyusunnya.
4. Pimpinan Wilayah yang mencakup jangkauan provinsi yang terdiri dari eksisitensi berbagai daerah.
5. Pimpinan Pusat yang mencakup seluruh jangkauan nasional di seluruh pelosok Indonesia.
IPM pada dasarnya berkisar pada pelajar bukan hanya pelajar dari Sekolah Menengah atas saja, melainkan meliputi Sekolah Menengah Pertama dan Mahasiswa pun ikut bergabung di IPM, setidaknya hingga berusia 24 tahun. Sehingga disinilah suatu keunikan dari sebuah nama organisasi otonom muhammadiyah ini.
Ditinjau dari dua aspek penentu keberhasilan suatu organisasi dapat di lihat dari sudut kualitas dan kuantitas sebagai berikut :
1. Segi kualitas
Aktivis yang ikut bergabung di IPM mulai dari ranting hingga pusat, merupakan orang-orang yang kritis dan berwawasan luas. Mereka mencoba menjadi seorang akademisi tanpa meninggalkan namanya sebagai akitivis.
2. Segi kuantitas
Melihat gejala yang terjadi pada pelajar muhammadiyyah khususnya kota bandung dan umumnya pelajar muhammadiyah se-Indonesia, bukanlah menjadi konflik yang pelik bagi organisasi IPm untuk melebarkan sayap cakupannya di kiprahnya sebagai organisasi yang menangani dan bergerak pada kalangan pelajar.
1. Pimpinan Ranting yang meliputi sekolah-sekolah yang berlabel muhammadiyah.
2. Pimpinan Cabang yang meliputi kecamatan yang terdiri atas eksistensi ranting-ranting penyusunnya.
3. Pimpinan Daerah yang meliputi jangkauan kota maupun kabupaten yang terdiri atas eksistensi pimpinan cabang yang menyusunnya.
4. Pimpinan Wilayah yang mencakup jangkauan provinsi yang terdiri dari eksisitensi berbagai daerah.
5. Pimpinan Pusat yang mencakup seluruh jangkauan nasional di seluruh pelosok Indonesia.
IPM pada dasarnya berkisar pada pelajar bukan hanya pelajar dari Sekolah Menengah atas saja, melainkan meliputi Sekolah Menengah Pertama dan Mahasiswa pun ikut bergabung di IPM, setidaknya hingga berusia 24 tahun. Sehingga disinilah suatu keunikan dari sebuah nama organisasi otonom muhammadiyah ini.
Ditinjau dari dua aspek penentu keberhasilan suatu organisasi dapat di lihat dari sudut kualitas dan kuantitas sebagai berikut :
1. Segi kualitas
Aktivis yang ikut bergabung di IPM mulai dari ranting hingga pusat, merupakan orang-orang yang kritis dan berwawasan luas. Mereka mencoba menjadi seorang akademisi tanpa meninggalkan namanya sebagai akitivis.
2. Segi kuantitas
Melihat gejala yang terjadi pada pelajar muhammadiyyah khususnya kota bandung dan umumnya pelajar muhammadiyah se-Indonesia, bukanlah menjadi konflik yang pelik bagi organisasi IPm untuk melebarkan sayap cakupannya di kiprahnya sebagai organisasi yang menangani dan bergerak pada kalangan pelajar.
Langganan:
Postingan (Atom)